Piculajurialahadatmasyarakat Kuansing atau Kuantan Singingi, sebuah kabupaten di Riau yang terkadangdisebutkansebagai Rantau Kuantan. Dalam adatpiculajur, sebuah perahu memiliki ukuran 25-27 mtr. dikayuh bersama satu kelompokteamdalam jumlah anggota 40-50 orang.
Setiaplajursama ukuranruangan tengah 1-1,25 mtr.ialah perwakilan setiap kecamatan peserta piculajur. Sebagaiinformasi, piculajurmemangadatmasyarakat Kuansing tetapi pesertanya dapatasal dariberagamwilayahbahkan juga dari negeri tetangga.
PenerapanPicuLajur Rayon III di Pinggiran Rajo, Pangean, Jumat (4/7/2025) berjalan aman danaman. Photo: dok. Polres Kuansing
Persainganpiculajurterangmembutuhkanbekerja samaantara anggota teamuntukdengarkaninstruksi, jalankantaktik, dandayungbersama-sama. Kerja juga samadibutuhkanpada prosespembikinanlajuryangdari 1 kayu banio atau kulim kuyiang panjang utuh tanpa dipotong.
“Piculajurterangmenuntutkebersamaanwargakarena tanpa kesolidandankebersama-samaan, lajurmustahildiwujudkan. Kebersamaaninitelahdiaplikasikan dalam tahapan maleo, yaknisaat kayu untuklajurusai ditebang dandiambilkeluar dalam rimba,” tulis Hasbullah dalam artikel dengan judulPicuLajurdanKebersamaan Sosial Warga Kabupaten Kuantan Singingi.
Piculajur mulai dikenalisemenjak 1900an untukmengingati hari besar Islam. Jadwal ini disudahimakan bersama beberapa peserta tanpa pemberian hadiah untukjuara. Menu makan bersama ialahsajiantradisionil yang kerapdimakanwargadi tempat.
SejarahPicuLajurSemenjakJaman Belanda
Sejarahpiculajurbersambungsaatkehadiran Belanda ke Kuansing danmenempati Kota Teluk Kuantan. Belanda memakaipicu jalu sebagaiperkataanulang tahunpada pimpinannya Ratu Wihelmina. Waktu itu, piculajurdiadakanpada 31 Agustus tidak lagisaat hari besar Islam. Piculajurmenghadiahkanuntukjuara 1-4 berbentuk tonggol, yakni bendera memiliki ukuran besar yang dihias nomor lajuradadi tengah-tengahnya.
Aktivitaspiculajursebelumnya sempatstopsaatwargaan Jepang daninvasi militer 1 dan 2. Saat itu, bidang ekonomi betul-betulremukhingga kehidupan wargaamburadul. Wargaharusberusaha keras penuhikeperluansetiap haridanlanjutanhidupnya. Warga seperti tidak ada tenaga hidupkanpiculajur seperti beberapa tahunsebelumnya.
Piculajurbangunsesudah tahun 1950 dengan usahawargadi tempat, yang inginhidupkanlagiadatdan budayanya. Awalannyadi tahun 1951-1952, piculajurmemakai perahu kemampuan 7-15 orang. Selanjutnyaadakembali dengan muatan keseluruhancapai 25 orang, sampailajursebenarnyadipakailagipadaadatpiculajur.
PenerapanPicuLajur Rayon III di Pinggiran Rajo, Pangean, Jumat (4/7/2025) berjalan aman danaman. Photo: dok. Polres Kuansing
Waktu itu, piculajurdisebutkanambilsisipenting dalam perayaan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus. Hadiah yang diperebutkan ialah kerbau, sapi, dan piala bergilir untukbeberapajuara. Mulai sejak itu, piculajurtidak pernahmangkirpada HUT RI danmenjadi satu diantara perayaan paling besar di Kuantan Singingi.
Pucukpiculajurdiselenggarakan di Kota Teluk Kuantan bernamaPinggiran Narosa di Kecamatan Kuantan tengah. Pinggiran Narosa beradasekitaran 150 km ke selatan dari Kota Pekanbaru. Saat sebelumajangpiculajur tingkat nasional itu, sudahdilaksanakan proses penyeleksianpada tingkat rayon dan kecamatan. Beberapajuarabertandinglagi di perayaan pucukpiculajur.
PicuLajur Kuansing Photo: Kemenpar
Piculajurselaludinanti-nantikanwargadi tempatsebagaisatu diantarajadwalpaling besar di Riau. Pelancongluar dan dalam negeri menontonpiculajursekaliannikmatijadwal lain contohminggu raya, atraksi tarian, pertunjukan lagu wilayah, Randai Kuantan Singingi, pertunjukan kesenian tradisionilyang lain dari kabupaten dan kota di Riau.
Pada tahun 2025, piculajurtrendingsampaitingkat duniakarenastyle tukang tari di perahu. Warganetluar dan dalam negeri menyimpan perhatian padapiculajurdaninginturutmenontonpada 23-26 Agustus 2025. Dengan besarnya perhatian dunia, pemirsapiculajurkemungkinanbertambahyang dapatbukakesempatanbaruuntukrekreasi di Riau.